Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Beato Giovanni Fausti

Perayaan : 4 Maret dan 5 November (Pesta bersama para Martir Albania).
Beato Giovanni Fausti

Masa Kecil

Beato Giovanni Fausti lahir tanggal 19 Oktober 1899 di Brescia Italia. Ia adalah anak sulung dari dua belas puteri-puteri pasangan Antonio Fausti dan Maria Sigolini. Di usia sepuluh tahun ia disekolahkan di sebuah sekolah Jesuit dan menjadi teman sekelas Giovanni Battista Montini yang kelak dikenal sebagai Kardinal Montini dan Paus Paulus VI.

Perang Dunia I

Saat perang Dunia pertama meletus, Giovanni Fausti mendaftarkan diri ikut wajib Militer di tahun 1917. Ia mengikuti pelatihan perwira Angkatan Darat di Modena lalu ditugaskan di Roma sebagai seorang perwira berpangkat Letnan. Setelah perang berakhir, Giovanni melanjutkan studinya di Pontifical Lombard College Roma. Ia lulus dengan nilai sempurna dalam studi teologi dan ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 9 Juli 1922. Tugas pertamanya sebagai seorang imam adalah menjadi Katolik Kasih pendidik dan pembimbing para seminaris di Brescia.

Bergabung Serikat Yesus

Pada tanggal 30 Oktober 1924, Giovanni memutuskan untuk bergabung dengan Serikat Yesus. Lalu di tahun 1929, ia diutus menjadi dosen Filsafat dan Teologi di Seminari Jesuit di Shkodra Albania. Pada tahun 1932 Giovanni kembali ke Italia untuk menjalani perawatan medis. Sakit TBC yang dideritanya membuat ia harus menjalani perawatan khusus di sebuah sanatarium di Swiss dari bulan Agustus 1933 sampai 1936. Menang melawan TBC, Giovanni lalu kembali ke Italia dan melanjutkan studinya.

Kejaran Tentara NAZI

Ditengah berkecamuk perang dunia ke-2, pater Giovanni kembali ke Albania pada tahun 1942 sebagai seorang profesor Filsafat Teologi dan wakil Provincial Serikat Jesus di Albania. Jabatan baru ini membuat Giovanni harus tinggal di kota Tirana. Pada tahun 1943 tentara NAZI Jerman tiba di Albania. Kedatangan para NAZI diikuti dengan penangkapan dan pembantaian para rohaniwan-rohaniwati katolik yang dianggap sebagai musuh pemerintah NAZI. Dalam sebuah pengrebekkan, pater Giovanni tertembak di bagian kaki dan mengalami patah tulang selangka. Namun ia berhasil meloloskan diri dari kejaran para NAZI. Dimasa yang sulit ini, Giovanni berupaya keras memberi perlindungan bagi umat Albania yang dikejar-kejar para NAZI.

Pembantaian oleh NAZI

Perang Dunia kedua di Eropa berakhir dengan kekalahan Jerman ditahun 1945. Pemerintahan NAZI Jerman telah runtuh, namun penganiayaan iman Katolik di Albania justru memasuki babak baru. Setelah Jerman pergi, rezim Komunis pro Uni Soviet mengambil alih kekuasaan di Albania.

Dibawah cengkeraman kaum Komunis, Gereja-gereja disegel, seminari-seminari ditutup dan biara-biara dibubarkan. Para rohaniwan-rohaniwati ditahan dengan berbagai tuduhan palsu, dijebloskan ke dalam penjara dan di eksekusi mati.

Pater Giovanni tertangkap pada tanggal 31 Desember 1945 dan ditahan selama dua bulan dimana dia kerap mengalami penyiksaan yang mengerikan. Ia dijatuhi hukuman mati pada tanggal 22 Februari 1946 dengan tuduhan : Menjadi mata-mata Vatican dan pengkhianat rakyat Albania.

Pada tanggal 4 Maret 1946, tepat jam 6:00 pagi hari, Giovanni Fausti, SJ ditembak mati bersama 7 orang martir Katolik lainnya. Mereka adalah : Daniel Dajani, (seorang Imam Renungan Katolik Hari ini Jesuit), Gjon Shllaku,OFM, (Imam Fransiskan), Mark Cuni (Seminaris), Gjergj Bici (Frater Jesuit), Gjelosh Lulashi (Umat awam), Qerim Sadiku (Umat awam, Gjon Vata (Umat awam).

Hukuman mati dilaksanakan ditempat pembuangan sampah di belakang pemakaman Katolik dekat kota Shkodra. Saat ditemukan, jenasah para pahlawan ini tampak terbaring dengan saling berpegangan tangan.

Dibeatifikasi

Giovanni Fausti, Daniel Dajani, Gjon Shllaku, Mark Cuni, Gjelosh Lulashi dan Qerim Sadiku dibeatifikasi bersama para Martir Albania oleh Paus Fransiskus pada tanggal 5 November 2016

© ignasiusevan.blogspot.com